Entri Populer

Kamis, 10 Maret 2011

Ilalang kering mendayu-dayu mengitari rumahku. Sungguh kering, tembok bambuku pun merasakannya, hari ke hari menggulung. Bahkan penyok. Hari ini tepat 3 bulan keluargaku menmpati rumah dari tanah yang dikontrak, tepatnya setelah keluargaku diusir dari kontrakan yang dulu.
Hari begitu panas.
Byurr!!!
"Segeerr..." ucapku
"Oalah, nduk nanti kalo masuk angin lo. panas-panas gebyuran." kata makku
"Puanas mak, tidak betah kulo....hehhe"  jawabku seraya terkekeh.
"Ya sudah, cepat ganti baju terus makan."
"Iya mak.."
byur....byur...
akhirnya selesai. Seragamku yang kusiram paksa, kucuci sekalian.

xxxx

satu dua tiga

Terlihat adik dan makku balapan memindahkan genting ke samping rumah. Yah...kemarin rumahku yang di kampung di bongkar, dan material yang kira-kira masih bisa dimanfaatkan di kirim ke sini. untuk meringankan beban Bapak dalam membangun rumah yang lebih layak.
Klek..Klek..Klek..
terdengar suara ontel Bapak. Ternyata Bapak baru pulang kerja. Wajah bapak tak pernah murung, sebesar apapun kesulitan yang beliau alami. Itulah mengapa aku selalu senang melihat bapak.
Bergegas aku berganti baju harian, mengambilkan minum untuk bapak, dan membantu mamak mengangkat genting. Pukul 13.15 WIB, ditengah terik yang begitu membakar, aku, adikku, mamak, dan bapak tetap semangat memindahkan genting.
"